Cara Pengukuran Sudut Derajat Pengapian
Untuk anda yang ingin memodifikasi motor CB 100, GL 100 platina menjadi CDI sekarang ini sangat mudah tinggal bawa motor kesayangan anda ke bengkel serahkan semuanya tinggal terima beres. Namun lebih seringnya pihak bengkel mencari cara mudahnya saja dengan memasang Reluctor dari bahan plat pada noken as dan memasang pulser pengapian pada wadah bekas platina (tutup noken as), namun tahukah anda cara seperti ini sering merepotkan karena timingpengapian sering bergeser saat putaran mesin tinggi yang di akibatkan baut pengunci Reluctor kendor akibat getaran mesin pada putaran tinggi. Belum lagi jika bis noken as mulai aus sehingga putaran noken as tidak simetris yang secara otomatis mengakibatkan timing pengapian bergeser.
Tetapi masih ada pilihan kedua dengan memasang Reluctor pada
kruk as dan memasang pulser pada calter mesin sebelah kiri, cara ini lebih
stabil timingpengapiannya karena Reluctor pada
kruk as bersifat permanen. Untuk mendapatkan ukuran derajat pengapian yang
tepat serta ukuran panjang Reluctor yang tepat.
Study kasus pengukuran derajat pengapian pada honda tiger, seperti
diketahui saat pengapian mesin Tiger GL200 ada di 10 derajat sebelum TMA pada
saat langsam (yaitu sekitar 1400 RPM) kemudian naik secara linear perlahan
sampai maksimal ada di 32 derajat sebelum TMA pada 5000 RPM. Pulser itu sendiri
terhubung dengan CDI dan bertugas mengirimkan sinyal pengapian ke CDI
berdasarkan bacaan dari tonjolan magnet.
Pulser pengapian ada di dalam tutup bak mesin sebelah kiri bersamaan dengan
magnet alias flywheel alias roda gilanya. Setelah tutup bak
mesin dibuka (step-by-step proses ngebukanya bisa dilihat di manual), bakal kelihatan
tanda-tanda pengapian dan tonjolan pulser alias reluctor nempel
di magnet sementara pulser alias pulse generator-nya sendiri nempel
di tutup kiri.
Ada tiga tanda pengapian: T, F dan dua buah garis paralel vertikal yang untuk sekarang ini akan gw sebut sebagai garis PL. Kemudian bisa dilihat juga ada Tanda Penyesuaian (sebutan mekaniknya apa sih?) yang di sini gw sebut sebagai alignment mark. Tanda Penyesuaian ini selalu sejajar dengan tanda yang sama yang ada pada bagian luar tutup bak mesin sebelah kiri. Kalau Tanda Penyesuaiannya disejajarkan dengan tanda T di magnet, piston berada pada posisi TMA. Dengan memakai timing light, Tanda F harus sejajar dengan Tanda Penyesuaian saat mesin sedang langsam. Hal ini berarti mesin sedang memercik busi pada 10 derajat sebelum TMA (artinya selisih antara tanda T dan F adalah 10 derajat rotasi kruk as). Kemudian garis PL harus sejajar dengan Tanda Penyesuaian pada 5000 RPM sebagai tanda bahwa pengapian ada pada 32 derajat sebelum TMA (artinya selisih antara Tanda T dan garis PL adalah 32 derajat rotasi kruk as).
Ada tiga tanda pengapian: T, F dan dua buah garis paralel vertikal yang untuk sekarang ini akan gw sebut sebagai garis PL. Kemudian bisa dilihat juga ada Tanda Penyesuaian (sebutan mekaniknya apa sih?) yang di sini gw sebut sebagai alignment mark. Tanda Penyesuaian ini selalu sejajar dengan tanda yang sama yang ada pada bagian luar tutup bak mesin sebelah kiri. Kalau Tanda Penyesuaiannya disejajarkan dengan tanda T di magnet, piston berada pada posisi TMA. Dengan memakai timing light, Tanda F harus sejajar dengan Tanda Penyesuaian saat mesin sedang langsam. Hal ini berarti mesin sedang memercik busi pada 10 derajat sebelum TMA (artinya selisih antara tanda T dan F adalah 10 derajat rotasi kruk as). Kemudian garis PL harus sejajar dengan Tanda Penyesuaian pada 5000 RPM sebagai tanda bahwa pengapian ada pada 32 derajat sebelum TMA (artinya selisih antara Tanda T dan garis PL adalah 32 derajat rotasi kruk as).